Kamis, 13 Agustus 2015

Egoist Angel

Apakah kalian pernah merasakan  rasanya ditinggalkan?
Apakah kalian pernah merasakan rasanya meninggalkan?
Apakah kalian pernah merasakan keduanya secara bersamaan?
Rasa apa itu namanya?

Aku bukanlah siapa-siapa yang bisa berada di sampingmu.
Aku bukanlah siapa-siapa yang bisa meninggalkanmu begitu saja.
Aku bukanlah siapa-siapa yang bisa melakukan itu secara bersamaan.
Jadi? Apalah aku?

Siapa sangka aku hanya malaikat yang ingin berlebih.
Aku hanya malaikat yang egois.
Yang hanya menginginkanmu seorang diri.
Hanya untuk sang malaikat yang egois ini.

Tak banyak yang dapat kukatakan.
Tak banyak yang dapat kujelaskan.
Ku hanya bisa membentangkan sayap putih,
Dan menjauhi dirimu.

Setidaknya malaikat yang jahat ini tak lagi tampak.
Tampak muram dihadapanmu.
Agar kau dapat pergi menjauh dan terjun ke dunia.
Melihat hal yang lebih indah daripada bersamaku.

Apakah inilah hal yang terbaik?
Apakah inilah hal yang tepat?
Rasa sakit ini, apakah benar?
Apakah kami memang harus terpisah seperti ini?

Tak apa aku menangis.
Tak apa aku kesakitan.
Tak apa aku sendirian.
Tak apa aku menderita. 

Asalkan kau bahagia.
Asalkan kau bebas.
Asalkan kau bisa membentangkan sayapmu.
Apakah ini hal yang benar?

Aku takut, sedih tak terbendung.
Air mata yang berkilau ini, darimana asalnya?
Sejak hari itu.
Ku tak lagi dapat tersenyum.

Apakah itu yang terakhir kalinya?
Apakah harus berakhir seperti ini?
Apakah aku harus menahan perasaan ini lagi?
Ya,

"Jagalah ia" hanya itu yang bisa kukatakan.
Padamu wahai malaikat temanku.
Karena akulah malaikat egois.
Yang tidak pernah bisa menjaga sebelah sayapnya.

Mungkinkah itu yang terakhir?
Sentuhanmu.
Pelukanmu. 
Senyumanmu.

Hal-hal yang ingin kulupakan bersama hilangnya sebelah sayapku.
Berjalan menelusuri jerit-jerit kehidupan.
Aku yang kesepian ini terus melangkah.
Apakah ini jalan yang benar?

Aku ingin kembali,
Hal yang mustahil bagiku yang hanya memiliki sebelah sayap ini.
Adapun jika aku kembali,
Akankah hal yang sama akan terulang?

Akulah malaikat yang egois.
Tidak ingin tersakiti lagi.
Tidak ingin menangis lagi.
Tidak ingin kesepian lagi.

Akulah malaikat yang egois.
Yang hanya menginginkan sebelah sayapku.
Malaikat yang ingin berlebih.
Rasa ini terus berdebar-debar.

Saat tatapan kita tak sengaja bertemu.
Ku alihkan bola mataku.
Kuberjalan berlawanan arah denganmu.
Karena akulah malaikat yang egois.

-to be continue- 

Salam,


Belut "Sang Malaikat Egois"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar