Sabtu, 28 Juli 2012

~Kembali ke Masa Lalu, SEKARANG~

Hemm.. Aku bingung mau mulai dari mana. Aku banyak mengalami kejadian yang yahh begitulah. Ada yang bikin galau, ada yang bikin seneng, dan ada juga yang bikin gak enak hati.


Sesaat aku sedang duduk di sofa dekat jendela ruang tamu-ku, sambil menikmati secangkir susu rasa stroberi yang agak pahit, juga sambil memakan chesse cake kesukaanku, dan juga sambil membaca komik yang kusuka. Aku melihat langit dari balik jendela. Merasa di hembus oleh angin yang lembut, dan aku mulai berpikir.

Akankah hidup akan selalu damai seperti ini ?? Tidak ada kekecewaan, tidak ada kebahagiaan. Tenang bagaikan air yang menggenang dan langit yang tidak bergerak. 


Tetapi sesaat aku melihat susu yang ada di dalam cangkir-ku bergetar sesaat ku sentuh, ku lihat gelombang yang bergetar, dan juga saat ku lihat langit, langit pun juga bergerak.

Dunia tidak akan pernah damai. Jika ada kekecewaan, pasti akan ada yang namanya kebahagiaan. Emosi manusia akan selalu terbentuk. Senang, bahagia, sedih, kesal, marah. Itulah yang memberi warna pada hidup. Jika tidak ada itu, dunia ini seakan-akan hanya bola yang berputar saja. Perasaan, itulah emosi manusia.


Sesaat aku memakan chesse cake kesukaan-ku, rasanya begitu manis. Sangat manis. Tetapi setelah aku meminum susu stroberi yang agak pahit, rasanya jadi nikmat. Banyak kenangan yang ku ingat. Banyak juga kenangan yang ku lupakan.  

Kenangan manis dan kenangan pahit. Ingin sekali kenangan pahit itu di hapus saja. Tetapi jika tidak ada kenangan pahit, kenangan manis tidak akan ada. Kenangan pahit adalah pengalaman untuk maju menjadi kenangan manis. Berusaha untuk mengubah segalanya, dan menjadikannya pengalaman baru. 


Aku pun mencuci piring dan cangkir yang sudah ku pakai. Ku taruh kembali komik yang habis ku baca. Kemudian aku tertidur dan bermimpi.

Aku bermimpi bersama teman-temanku, berada di sebuah mansion sederhana. Berlibur dan bermain bersama. Tetapi yang ku pikirkan bukan tentang liburan itu, tetapi aku memikirkan Si Dia yang tidak pernah ku lihat lagi. Di dalam mimpi itu, aku sendirian melihat-lihat ruangan yang ada di mansion itu. Dan sesaat aku menuruni tangga di luat mansion, tangga itu di tutupi dengan jeruji kayu yang di cat putih, dan ku lihat dari jeruji kayu itu ada Si Dia yang sedang mengobrol bersama teman-temannya. Aku ingin menemuinya, tapi apa? ku lihat dia tersenyum senang disana. Ku putuskan untuk tidak mengusiknya. Aku terduduk di tangga tersebut. Bersandar dan merenung.

Apakah dia tidak pernah memikirkan ku lagi ??

Aku hanya tertunduk dan menangis. Cinta ku kandas sudah. Kemudian aku mendengar suara anak kecil berkata,

" Kenapa menangis ??, " katanya sambil tersenyum.

Aku pun mengusap mataku dan berkata,

" Ti-tidak kok, aku gak pa-pa, " jawabku.
" Mata-mu merah lho, itu artinya kamu habis nangis kan?, " katanya.
" . . . . iya, " kataku.

Dia pun jongkok melihatku. Aku melihat sorot matanya yang lembut dan polos. Manis sekali. Aku pun bertanya,

" Kamu siapa ??, " tanyaku.
" Namaku Hendy, kamu?, " tanya-nya balik.

Hah ?? Aku heran. Tidak mungkin dia itu Si Dia. Si Dia bukan anak kecil lagi. Tetapi jika melihat ciri-ciri anak itu yang berambut hitam agak lurus, kulitnya yang berwarna coklat sawo matang, dia mirip dengan Si Dia. Masa sih ??

" . . .Thasia, " jawabku.

Kemudian dia berdiri dan mengulurkan tangannya dan berkata,

" Ayo !!, " katanya.
" Kemana ?? " heranku.
" Lihat masa lalu, "

Aku pun berjalan bersama anak laki-laki itu. Melewati ruang dan waktu. Melihat dan merasakan kenangan-kenangan yang hampir ku lupakan. Saat aku melihat Si Dia, saat aku menyatakan perasaanku ke Si Dia, saat aku sekarat di rumah sakit, saat di tolak, saat bertengkar.

" Menyedihkan ya?, " katanya.
" . . . ."

Kemudian waktu kembali sebelum aku pulang sekolah pada hari Sabtu kemarin. Saat pulang sekolah pada jam 9 pagi. Aku melihat Si Dia sedang terduduk di dekat ruang Tata Usaha SD BL2. Aku melihat diriku sendiri bersama Si Siput sedang melihat Si Dia dari lantai 3. Aku terlihat tersipu malu. Padahal hanya melihatnya saja.

" Haha.. Kamu itu lucu ya, " kata anak lelaki itu.

Aku melihat diriku berlari menuruni tangga dan segera ke lantai 2, dan melihat dia dari lantai 2. Si Siput sudah menarik-narik ingin segera turun ke bawah, tetapi tetap saja aku tidak mau. Kemudian dia pergi bersama kedua teman-nya. Dan dari situ aku hanya berkata.

" Baka !!! Baka baka teru !! Baka teru !!! " teriakku.
(* Bodoh !! Bodoh bangetbangetan !! Bodoh banget !!)

Aku yang melihat diriku sedang teriak seperti itu, merasa yang bodoh bukanlah Si Dia, tetapi aku sendirilah yang bodoh. Terus membohongi perasaanku sendiri. Berusaha tersenyum padahal hatiku sedang menangis. Aku ini bodoh banget ya. Kalau aku terus seperti itu, aku bisa hancur sendiri.


Tetapi melihat dia senang bersama teman-temannya. Aku?? Apakah aku senang bersama dengan teman-temanku? Tentu saja !! Merekalah yang membantuku keluar dari keterpurukan. Tetapi untuk saat ini. Aku sendirian kah ??

" Kamu tidak sendirian, " kata anak lelaki itu.

Tiba-tiba saja semua jadi gelap. Aku melihat seseorang sedang merunduk dan menangis. Aku mendekatinya dan mengulurkan tanganku. Sesaat dia bangun, kulihat orang itu adalah aku sendiri. Ku rangkul tangannya, dan aku bisa memahaminya.

Kemudian aku berpikir, apakah selama ini aku memahami diriku sendiri?? Kenapa aku tidak pernah memahami diriku sendiri?? Bahkan mungkin aku tidak pernah memahami temanku sendiri. Berarti aku memang tidak pernah pantas menjadi teman yang baik.

Kalau begitu jelas sudah, penyebab aku tidak bisa bersamanya lagi adalah karena diriku sendiri. Aku tidak tahu apa-apa tentangnya, aku tidak tahu apa yang dia derita, aku tidak tahu apa yang dia rasakan, bagaimana mungkin aku bisa memahaminya. Mungkin selama ini aku hanya membuatnya susah. Aku hanya bilang MAAF, tetapi tidak pernah memahami perasaannya.

Sudah tidak ada lagi kesempatan bagiku untuk memperbaiki semuanya. Tidak ada lagi yang bisa ku lakukan. Apakah lebih baik kalau aku tidak ada di dunia ini ??

" Kamu itu payah ya, kamu gak sendirian kok, dan kamu masih ada di dunia ini, itulah kesempatan untukmu, gunakan kesempatan itu, dan ubahlah duniamu, " kata anak lelaki itu.
" Bisakah aku?? " tanyaku.
" Itu tergantung dirimu sendiri, kamu sudah bisa menyadarinya kan?? karena itu, kamu sudah selangkah maju dari sebelumnya, " jelas anak lelaki itu sambil tersenyum.

Selangkah. . .  Maju. . .

"Mau coba?? " kata anak kecil itu.
" Co-coba apa?? " tanyaku.
" Ke masa depan, " jawabnya.

Aku hanya berpikir, jika aku melihat masa depan sekarang, kehidupanku mungkin hanya berpatok pada masa depan itu. Bukankah masa depan kita yang menentukan sendiri??

" Tidak, " jawabku.
" Kenapa ??" tanyanya.

" Aku ingin menentukan masa depanku sendiri, aku ingin belajar memahami orang lain, melewati suka dan duka, mencari pengalaman baru, tanpa harus melihatnya dulu baru melakukan. Aku akan maju selangkah demi selangkah. Walaupun mengalami banyak kegagalan seperti sekarang pun, aku akan tetap berusaha. Membuka lembar baru hidupku, dan mengukir kisah hidupku. Itulah SI BELUT !! "

" Ok, berarti sudah waktunya aku pergi, " kata anak lelaki itu.
" Sekarang?? kenapa?? " tanyaku.
" Gak pa-pa, tugasku sudah selesai. Mungkin suatu saat kita akan bertemu lagi, "
Dia pun sedikit demi sedikit mulai menghilang, dan kemudian.



HUAAA.. haahh.. haahh.. (O_O;) Mimpi apaan tuh?? Aku terbangun dari tidurku. Aku tidur cukup lama juga nih. Hmm.. Aku mengerti arti dari mimpi itu. Selama ini aku hanya memikirkan diriku sendiri tanpa memahami orang-orang yang aku sayangi.

Aku tahu aku memang tidak bisa bersamanya. Cintaku kandas sudah. Tetapi asalkan aku bisa melihatnya senang, aku tidak apa-apa. Aku akan berusaha maju selangkah setiap harinya. Tanpa harus mengkhawatirkan hari esok. So !! Thasia Si Belut akan berjuang !! (>o<)/


Salam " Thasia Si Belut n Author "

Tidak ada komentar:

Posting Komentar