Selasa, 03 Februari 2015

~If You Know The Truth~

Welcome back with Nyul si Belut unyu~ di acara KPSB season 2! *PLAKED*
(Author : Nyul rusuh.. Mau ada pikiran atau gak pasti rusuh. Bagaimana bedainnya?? :V)
If you know the truth #eaaa# #apaini?#
(Author : *GEPLAKED BELUT* Okehh, daripada kita lama-lamaan disini, mending lanjut aja yaelah maakk.. (??))

Let’s Start the Story!

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

2 Februari 2015

Hari ini aku pulang agak sore. (Author : Abis kemana aja nyul?) Habis observasi dund. *biar keren* (Author : Ceritakan! Ceritakan!) Haiiikkk..

Pelajaran pertama bersama dengan ibu Yuyu. Latihan seperti biasa, melanjutkan pr lusa, dan sebagainya. Pangeran ndak bawa soalnya. Dia pake bukuku. Haha. -.-

Kemudian istirahat pertama, aku, Rere dan pangeran segera berganti pakaian. (Author : Pangeran ikutan ganti barengan kalian nyul?? : |) Ya enggak lahh.. -___-)9 wkwkwk.. Beda kamar mandi. Ehem.

Aku melihat Nene tergeletak di koridor. (Author : bahasamu tergeletak. Wkwk) Habis aku bingung harus menggunakan kata apa untuk menggambarkannya.. : | wkwkkw.. Aku diminta untuk menemaninya. Tetapi aku harus mengambil buku kwn pesananku di temanku. Jadi aku harus turun dulu ke lantai 1. (Kami di lantai 3) Yahh, dia seperti itu karena Kiki menghilang. Kebetulan Kiki lewat, tanpa basa-basi lagi aku memintanya untuk menemani nene sebentar. Dan aku langsung capcus.. :V wkwkw..

Aku turun kebawah sendirian. Ketemu ci Cindy dan ci Meimei. Tahukan? Cigul? Cindy Gulla yang dulu anak jekate. Ya, dia bersekolah disini. Teman baiknya temanku, ci Meimei. Anak basket yang merajah menjadi kapten, dan ia suka komik. Kami dekat dari situ.

Okeh, salah fokus. Aku segera mencari temanku yang aku minta titipkan bukunya. Namanya Ling. 
Dia seusia denganku, tetapi sudah kelas 3. Yah, dia masuk lebih cepat. Kebetulan aku berpapasan dengannya. Untung ketemu. Hemm..

Aku segera naik ke lantai 2. Kulihat dari koridor, diatas lantai 3. Ada Kiki dan Nene lagi berduaan diatas. Sebenarnya ada pangeran, Meme, Jenn, Dede, Kaka, dan Mamah disana. Tapi mereka sepertinya sedang asik mengobrol. Aku dari bawah sudah melambai-lambai, gaya ala cherebelek, gaya galau. Tetep aja serasa dunia milik berdua. Haihhhh..

Akhirnya aku memutuskan untuk menyusul mereka.

Sampai diatas kami kembali berbincang bersama. Hajuhh.. hajuh.. Dunia serasa milik berdua.. Bikin lagu judulnya itu ah~ wkwkwkw..

Sebenarnya Kiki itu peka terhadap tindakan. Reaksinya akan suatu masalah yang ada di depannya sangat cepat. Tetapi untu perasaan. Kubilang dia sangat sangat sangat tidak peka. Atau dia sengaja tidak mempekakan diri, atau dia tahu tetapi berpura-pura seperti biasa, atau dia memang dari sononya gak peka sama perasaan. : | HEMM..

Yasudahlah, itu nanti saja. Saat ini pelajaran olah raga. Pak Gawang gak masuk. Hemm.. Bapak sakit juga yah.. : | Kemudian kami olah raga bebas. Aku, Rere, dan pangeran mengobrol bersama. Aku sambil membayangkan tempat yang kami injak sekarang adalah pantai yang indah dengan tempat duduk kami seperti café-café pantai serta anak-anak yang tengah bermain volley pantai. (Author : Mengkhayal tingkat tinggi. Wkwkwk)

Aku dan Rere juga sambil nostalgia tentang lagu-lagu anime jaman baheula. (?) Pangeran bermain dengan Roy dan Raja Leo. Main bola di tengah-tengah laut. #ehh

Kulihat dia menendang bola. Tak kusangka bisa setinggi itu. Keren. Tapi akurasinya.. : | #sudahlah
Kemudian jam istirahat lagi. Kiki tidak menghampiri. Wah, kenapa dia? : | Sepertinya dia sedang memiliki taktik agak menjauh. Hei Kiki, kau mulai menyadari sesuatu yah? Sampai menjauh seperti itu.

Lanjut ke pelajara Bio bersama Bu Wantutri. Pangeran tidak membawa buku lagi.. :| Bukunya dipinjem temannya. Dan belum dikembalikan. Akhirnya berdua denganku. Rere dan pangeran tidak pernah bisa berhenti menjahili satu sama lain. Aku yang di tengah kena imbasnya.. TwT wkwk..
Pelajaran cepat berakhir. Jenn, Nene, dan Meme mengajak kami untuk membantunya latihan basket. 

Sebenarnya kami ingin pergi mencari bahan. Tetapi yasudalah. Lagipula bermain basket itu sepertinya menyenangkan.

Kami bermain sampai lelah sendiri. Akhirnya kami duduk dipinggir lapangan sambil berbincang bersama. Tanpa sadar, arah pembicaraan mulai menyindir kearah aku dan pangeran. Ya, dulu aku memang sempat jadian dengannya. Hal yang menyedihkan. Tapi yasudahlah.

Hubungan kami saat ini memang tanpa status dan tergantung disitu. Entah apa yang aku rasakan. Sedikit berharap? Disisi lain hatiku mengatakan itu hanya cerita lama, dan sudahlah. Tetapi ada hal lain yang kurasakan, masihkah aku berharap?

Sempat Nene memancing akan hal itu. Dia bertanya secara frontal ke pangeran. Sifat golongan darah B. “Tembak aja lagi biar jadian lagi” Aku terdiam karena aku sendiri bingung dengan perasaanku sendiri. Dan pangeran menjawab “Tidak”. Okey, itu menjawab semuanya. Menjawab semua kegelisahanku selama ini. Harusnya aku puas dengan kata-kata itu. Tetapi kenapa serasa masih ada yang mengganjal? Aku berusaha membuang jauh-jauh pikiran itu.

Jam berjalan dengan sangat cepat. Setelah Nene dan Meme pulang, kami langsung ke tempat toko pakaian. Kami ingin mengobservasi kain apa yang bagus. Memang harganya mahal si.. :| Ote! Nabung oh yeahh (?)

Pulang-pulang, aku kembali terusik dengan pikiran yang tadi. Kenapa begini. Jam menunjuk pukul 8. Aku agak menajaga jarak dengan hapeku. Mungkin..kah? aku menghindarinya? Apa aku terlalu berharap? Apa aku terlalu bertingkah melebihi seorang teman? Apa hanya aku?

Seandainya kamu tahu. . . Semua isi perasaanku . . . dan kebenarannya.

If you know the truth? What will you do?

 I don’t know. . . Oh? Should I keep this feeling?

Or? I Should ask to you?

. . . .

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

3 Februari 2015

Hari ini aku agak lesu. Kemarin aku meninggalkannya. Tak membalas apapun. Kenapa aku berpikir seperti ini. Ahh.. Salah memang. Kulihat diparkiran, sudah ada motor pangeran dan Kiki. Cepat sekali mereka datang. Apa aku yang kesiangan? Hemm.. Aku.. agak males bertemu dengannya. Tapi… Sudahlah..

Dia duduk sambil berbincang bersama teman-temannya. Aku segera mencari tempat dudukku. Dia pun menghampiriku, kebetulan disana ada Emas yang terduduk di bangkuku sambil mengenakan earphone-nya.

“Mas… Mas….” Sahutku. Dia tetap terduduk saja. Pangeran menepuknya dan memintanya untuk bangun. Aku bilang ke Cece “Ce, si Emas ce..” Cece pun berkata “Oi.. Anak orang mau duduk,” dengan logatnya yang lucu. Pangeran tertawa geli. Mungkin aku sedikit tersipu melihatnya. Tanpa mengatakan apapun, emas mengeluarkan uang sebesar 2000 rupiah dan memberikannya ke Cece. “MAKSUD LU NYOGOK YEEEEE…..” Aku dan pangeran tertawa dengan tingkah mereka.

Pangeran tanpa tahu menahu tetap bersikap seperti biasa. Aku.. Jadi tak tega. Yasudahlah, ku jalani hari seperti biasa.

Saat istirahat pertama. Kiki datang ke kelas. Dan ia berkata “Nene gak kesini??” Aku bilang “Enggak..” Kiki kembali bertanya “Gak masuk??” Meme yang saat itu berada di sebelahnya menjawab “Dia gak masuk, sakit katanya.” Kiki terdiam dan hanya menjawab “Oo..” Kemudian pangeran dan Kiki berdebat lagi. : | Rere, Meme dan Jenn pergi meninggalkan aku sendiri ditengah-tengah perdebatan antara pangeran dan Kiki.. : | NENEEEEE… GWRS ASAP YAAAAA….. NI ADEK-ADEKMU BRANTEM MULUUUUU…  AMPE TIMPUK-TIMPUKAN… (?)

Fuahh.. Mereka membuatku tak bisa berhenti tertawa. Tidak hanya istirahat pertama, tetapi istirahat kedua juga.. : | Hemm.. Kapan akurnya ini….

Kemudian saat pelajaran terakhir, Ada saat ketika aku lesu….. aku menempelkan daguku di meja dengan kedua tangan dilipat diatas meja. Pangeran mengeliti pinggangku dengan penggaris doraemon milikku dan berkata “Ayo semangat..” Aku menengok kearahnya dan aku kembali tertidur. Dia pun makin cepat menggelitikku. Akhirnya dengan cepat aku bangun.. : | Ku tak kuhhaaattt… (?)

Aku tidur lagi (?) Dan dia bilang “Jangan lesu…” dan aku hanya jawab “Hueee..”  Aku begitu sampai pangeran greget. Kemudian aku mendengar samar. Aku tak yakin, atau aku sengaja tak meyakinkan diri? (Author : Bisa gitu nyul.. :V) Dia berkata “Hiii! Gua pacarin nih….” Aku pura-pura tidak mendengar “Hah??” Dia hanya terdiam dan mengalihkan pandangan. Dan aku hanya bisa speechless disitu. Tapi.. Aku sedikit senang mendengarnya. May I?

Saat pulang, aku ada pre test mandarin. Hueee.. Aku pusing dengan hanzi dan pinyin yang buanyaakk.. -.- Fueehhh…

Pangeran sudah keluar duluan. Kukira dia sudah pulang duluan dan bermain futsal hari ini, ternyata dia masih menungguku. Tetapi aku kembali menunggu Rere. Dan ia tetap mengungguku. Kulihat pangeran berduaan dengan Kiki. Sepertinya mereka sedang membicarakan sesuatu. Mungkin pembicaraan laki-laki? : |

Laoshi Lieng Teh menyuruh pangeran dan Kiki meletakkan buku anak kelas X di lemarinya. Kiki menjawab “Karena saya anak yang baik, saya akan melakukannya.” Pangeran langsung membalasnya. “APA-APAAN ITU?” Aku hanya bisa tertawa melihatnya. XD Dan lucunya mereka berdua tetap nurut sama Laoshi Lieng Teh serta mengantarkan bukunya ke lemari anak kelas X.

Kemudian kami segera pulang. Pangeran ada futsal, maka itu ia langsung pergi ke lapangan dekat rumah Nene. Sedangkan aku, Kiki dan Rere pulang. :3

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kadang sulit bagiku memahami perasaan. Karena aku memandang dari logika. Tetapi untuk mempelajari sifat manusia bukan hanya itu. Tetapi juga pengalaman, pengetahuan dan kesabaran. Dilihat dari manapun, masalah manusia memang akan selalu ada, selama manusia lain dengan perasaan dan logikanya yang berbeda ada.

Menghadapinya sebenarnya tidaklah sulit, dan juga tidak mudah. Aku berusaha menangani perasaanku, dan aku berusaha mengerti tentang dia. Dulu aku sering bertengkar dengannya. Dia seakan membuangku begitu saja. Kata-katanya yang singkat dan tajam. Sampai saat ini pun aku tidak pernah lupa akan apa yang ia katakan kepadaku. Sehingga aku harus pergi dan menangis.

Tetapi Ojou-sama mengatakan hal ini padaku :
“Tetapi perasaan manusia itu sungguh menarik. Wlaupun begitu, perasaan juga dibutuhkan. Logika tidak akan bisa jalan dengan baik tanpa adanya perasaan, perasaan enggak akan jalan dengan baik tanpa adanya logika, semua saling melengkapi. Emang sih capek karena perasaan tersakiti juga. Semua hal yang menyangkut perasaan memang jauh lebih rumit disbanding logika, karena memahami perasaan orang bahkan diri sendiri pun rumit.

… Perasaan berubah-ubah bisa disebabkan sama banyak kondisi, beda sama logika yang jalan terus. (Lagi konek(?)) Tapia pa jadinya logika tanpa perasaan? Semua yang enggak ada salah satu dari unsur itu pasti jadinya “masalah”. Logika tanpa perasaan, maupun perasaan yang tidak logis juga adalah “masalah”. Itulah mengapa kedua unsur itu ada untuk saling melengkapi.”

Logika dan perasaan… Kedua unsur yang saling bertolak belakang, tetapi membutuhkan satu sama lain.

“Lalu apa yang kita butuhkan? Menetralir kedua unsur itu jadi satu. Kita gak perlu merasa capek sma perasaan baik diri kita maupun orang lain, karena itu yang membuat menjadi diri kita. Pada dasarnya memahami kedua hal yang super duper bertolak belakang untuk dipadu menjadi satu memang rumit. Tetapi bagaimana penyelesaiannya? Kita harus memiliki pengendalian yang stabil dengan mengontrol emosi dengan baik. Memang butuh waktu, tapi pasti bisa. Cara paling ampuh itu dengan menahan diri dan berusaha memandang dari sudut pandangan lain selain diri kita sendiri. 

Disitulah kerjasama terjalin antara logika dan perasaan.

Ketika perasaan kita tidak stabil, kita butuh logika untuk mengarahkn kita kemana kita harus berusaha memahami, supaya kita tidak tertekan dengan perasaan semata. Berbahagialah karena perasan membuatmu bisa merasakan hal yang belum pernah dirasakan sebelumnya.
Sebenarnya apa yang bikin perasaan lelah? Pikiran! Pikiran bisa mengendalikan semuanya. Semakin buruk pikiran kita, semakin kita kehilangan control atas perasaan. Itulah yang membuat kita kehilangan emosi. Pemikiran negative.

Kita membutuhkan perasaan untuk mewarnai hari-hari kita. Kalau kita mencoba merubah sudut pandang kita kearah yang positif, pasti perasaan kita juga bisa kearah yang positif. Dan itu bisa meringankan beban kita, pikiran positif membuat logika menjadi jernih dan perasaan yang stabil. Beda sama optimis orang lugu. : |”
 (Author : Quotes by Ojou-sama.. :v)

Yahh.. Mungkin memang itu yang pas untukku. Ubah semua ke hal yang positif. :3

GO POSITIVE THINGKING~

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Dear pangeran,
Selamat atas kemenanganmu hari ini. :3 Omedetouuuu~

 Nyul

Tidak ada komentar:

Posting Komentar