(Author : Sstt.. Belutnya lagi tidur. Jadi dengan berat hati dan terpaksa harus gua yang cakep dan kece ini yang bercerita. *PLAK*)
Boong tu boong. Aku masih bangun kok. -3-"
Okeehh.. Mending lanjut aja yah gann~
Let's start the story!
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Rabu, 18 Maret 2015
Hari ini biasa saja. Rere tidak masuk. Dia sakit. Sayang sekali. Semoga dia cepat sembuh.
Ku teringat hapeku masih di kumpul. Aku kira hapenya tetap di ruang guru, ternyata dibawa pulang oleh dia. Ya tidak masalah juga si selama hapenya tidak hilang. Tetapi dia membuka chat-ku. Ok, padahal aku masih ingin offline. Tetapi karena dia telah menyalakannya, jadi ketahuan on walau sebentar. Maka dari itu, dia harus bertanggung jawab. Balas semua bbm itu dan kembali off. Ya terserah dia juga si kalau masih ingin bbm lewat hapeku. Tidak ada masalah juga denganku.
Entah kenapa aku malas membuka hape. Bukan karena aku tidak ingin berkomunikasi. Cuma aku males saja lewat chat. Dan hidup tanpa hape bukan masalah buatku.
.
.
.
Kemudian saat menjelang pelajaran terakhir. Aku kembali dipanggil oleh bu Warna. Kemarin aku ditawari untuk ikut Live in di Biara dan aku masih berpikir soal kemungkinan yang akan terjadi. Ternyata gratis. Hem.. Menjadi kesempatan bagus untuk ganti suasana.
Aku mengiyakan untuk ikut.
Banyak yang bilang mungkin saja akan menjadi seorang biarawati setelah ikut acara itu. Aku sempat tertarik untuk itu. Mungkin menyenangkan bila menyendiri dan berdoa. Tetapi jauh di dalam lubuk hatiku, aku masih menolah untuk itu, karena . . . . aku masih ingin bersamanya.
Tak ada alasan lain.
Aku mengikuti acara itu hanya untuk mengganti suasana hati saja. Bukan hal yang spesial.
.
.
.
Saat pulang, aku menunggu temanku konsul makalah. Serasa jadi orang kuliahan yang sedang menyelesaikan skripsi. Lama sekali. Tak terasa sudah jam 2. Kinti datang menghampiri dan mengajak kami untuk makan di bawah. Katanya ada prasmanan. Ahahah. Gratis. Tidak trimakasih. Masih banyak yang harus dilakukan. Lagi pula, Tidak ada hak untuk kami makan makanan itu.
Ia pun berkata lagi padaku. "Haduhh.. Enaknya ada yang nungguin...." Hah? Siapa? Aku? Siapa yang nungguin? :| Aku tidak merasa ada yang menungguku. Disusul lagi dengan Yel, Wira dan Jun. Atuh siapa yang nungguin?? Mereka hanya bisa bilang "Adaaaa...." Tetapi aku tidak tahu siapa yang menunggu.
.
.
.
Selesai konsul, aku segera turun dengan Dede. Kebetulan dia konsul dihari yang sama denganku. Kami juga bertemu dengan Kaka. Tak kusangka dia juga masih ada di sekolah. Mungkin maksudnya Dede yang menungguku? Tetapi tidak mungkin mereka sampai ngeceng-cengin seperti itu kalau hanya Dede yang menunggu.
Aku dan Dede berjalan menuju gerbang. Wait, Itu... Aku tidak salah liat kan? Dia masih ada di sekolah. Terduduk diatas motor ramping yang sudah dimodifikasi. Pangeran kah? Kenapa dia masih ada disini? Bersama Kiki juga.
Aku dan Dede menghampirinya dan akhirnya mengobrol panjang. Mungkin maksud Kinti, ini.. Hahh.. Ada-ada saja. Mana mungkin dia menungguku. Mungkin saja dia sedang mengobrol dengan Kiki.
Dan kemudian kami pulang. Dengan cara yang unik. Untuk beberapa saat ini aku sedang tidak ingin memegang hape. Mungkin sampai...... aku pulang dari Biara, yaitu tanggal 23.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nyul
Tidak ada komentar:
Posting Komentar