Minggu, 22 Maret 2015

~Your Experience Increase, LEVEL UP~

Author : Sering banget ya sekarang updatenya.
Belut   : Ya.. Banyak hal yang sedang kualami. 
Author : Begitukah? Ceritakann.
Let's start the story.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Minggu, 22 Maret 2015

Hari ini, ada hal yang dapat aku pelajari. Dari kisah-kisah yang terjadi disekitarku. Menjadi sebuah kunci hidup untuk melanjutkan misteri selanjutnya.

Hal yang tak pernah terduga, desho?

.
.
.

Aku tidak berani memulai percakapan. Ya, aku dan dia berhenti komunikasi dari kemarin. Dia membuatku sedih dan takut. Sehingga aku terus lari darinya. Aku hanya tidak ingin disakiti. Rasanya perih. Maka dari itu aku memilih untuk offline.

Aku berhenti mengirimkan pesan setelah aku membalas pesannya yang berbunyi : 
        "Aku udah janji gak akan cosu sama kamu bagaimanapun caranya."

Oh.. Jadi aku memang pengganggu saja. 

Aku memilih untuk diam dan memendamnya sendiri. Lama aku terdiam dan memilih untuk tidak membalas. Sampai akhirnya aku memberanikan diri untuk membalas yang terakhir kali.
          "Gomen na.. Aku gak akan telpon lagi."

Jika memang keberadaanku ini hanya mengganggu saja, lebih baik aku menghilang kan?

Dan dia kembali membalas 
           " Gapapa kok. Aku gak akan minta kamu telpon atau apa. Cukup maafin aja."
Entah kenapa aku sedih perasaan sedih ini tak pernah tersampaikan. Dan aku memilih diam.

2 jam kemudian dia membalas lagi.
            " Kalau emang gak mau maafin, okay aku gak akan ngedeket lagi."

Lebih baik aku menghilang saja. Aku tidak ingin mengomel hanya karena hal ini. Lagi pula, aku ini hanya pengganggu.

7 jam kemudian dia mengirim pesan lagi.
              " Ini kok punggungku merah-merah semua?"

Apa-apaan pesan ini.... Kan.. Aku jadi.... Gak bisa menghiraukannya...

Padahal aku menangis, tetapi tertawa. Perasaan yang bercampur-campur ini. Hanya dia yang bisa membuatnya.  Selalu saja... 

Apa aku senang dia mencariku? Ya.

Kami kembali berkomunikasi. Hihi. Rasanya lama sekali.

.
.
.

Kemudian aku pergi ke gereja. Perasaanku mulai kembali membaik.

Kulihat bangku koor masih kosong. Koornya berhalangan. Bagaimana misa akan dimulai jika tidak ada koornya? Aku masih tidak habis pikir.

Kemudian satu persatu umat mulai menempati tempat duduk koor. Dengan kemauan mereka sendiri, mereka bernyanyi untuk gereja. Tidak, bukan. Tetapi untuk kami. Untuk Tuhan.

Kupikir semua manusia itu tidak peduli dengan sekitarnya. Ternyata masih ada manusia yang peduli. Masih ada manusia yang mau melayani dengan kemauannya sendiri. Masih ada orang yang mau bertindak disaat orang lain kesusahan.

Tunggu . . . .

Jika kamu merasa tidak dipedulikan. Jika kamu merasa dibuang bahkan dikucilkan. . .

Harusnya aku tidak memikirkan hal itu. Kini aku sadar.

Bukan orang lain yang mempedulikan aku. Tetapi harusnya aku yang peduli kepada orang lain. Bukan mereka yang menghampiriku. Tetapi harusnya aku yang menghampiri mereka. Tak peduli hal apa yang telah mereka perbuat padaku.

Kini aku dapat salah satu kunci kehidupan. Yang kudekap erat dengan kedua tanganku.

.
.
.

Ada suatu kisah. Ada seorang ibu dengan anaknya. Tak disangka, suaminya berselingkuh dengan wanita yang juga telah memiliki anak.

Kenapa ada orang setega itu?

Ibuku berkata padaku.

Jadilah kuat seperti laki-laki, tetapi lembut seperti perempuan. 

Karena disaat kita di khianati. Disaat kita dibuang. Seorang perempuan dengan mudahnya dapat dibuang oleh laki-laki. Begitulah banyaknya kisah yang kulihat. Menyedihkan. Perempuan hanya bisa terdiam meratapi nasib. Apa memang harus begitu?

Tetapi ibuku berkata 

Saat seperti itu, jangan lepaskan laki-laki itu. Jangan pernah. Karena dia akan merasa menang jika kamu lepaskan. Kamu harus bisa menariknya kembali. Demi anak-anak, pertahankan. Hanya itu yang bisa dilakukan. Memang perih rasanya. Tetapi demi keluarga agar tidak hancur, jangan lepaskan laki-laki milikmu.

Terkadang aku suka tidak paham dengan kata-kata ibuku. Aku sering mendengarkan hal-hal seperti ini. Aku juga tidak tertarik dengan hal ini. 

Karena.... Aku tak punya siapa-siapa.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar